Jurnalis, atau juga disebut wartawan, pewarta, kuli tinta, awal media, dan sejenisnya pada dasarnya mempunyai cukup cukup berat, tapi mulya, karena tugas yang diemban bukan sekedar menyampaikan pelaporan atau pemberitaan sesuatu yang ternyadi ditengah masyarakat secara jujur dan aktual, juga secara moral memberikan pelajaran kepada semua pihak, bahwa yang benar adalah benar dan yang salah harus berhadapan dengan satu realitas hukum yang berlaku. Namun demikian, akan menjadi masalah lebih besar lagi, ketika jurnalis membalikkan fakta, dari realitas yang dihadapi bertentangan dengan aturan yang telah diamanatkan kepada jurnalis.
Bagai dua sisi mata uang, - bila diibaratkan sebagai jurnalis – yang kerap bertolak belakang, dimana pada satu sisi ia dapat berarti dan sisi lain malah menghancurkan. Reportase jurnalis akan punya arti bila berita yang dipublikasikan dapat memberi nilai terhadap perubahan yang menjadikan publik meyakini bahwa tugas jurnalistik bukan sekedar menyampaikan pemberatan semata, namun lebih dalam mampu mencipta formulasi baru dalam tatanan kehidupan masyarakat.
Sisi belahan mata uang lain, tugas jurnalistik akan menjadi bumerang pada diri wartawan maupun institusi pers, bila keperpihakan menjadi tolok ukur sebuah kepentingan, baik dalam pemahaman kebenaran fakta atau sebaliknya.
Sisi yang kedua inilah, yang paling mendasar sebagai patokan tugas seorang jurnalis. Satu realitas, maraknya kasus pelanggaran yang berujung pada tindak korupsi pada sebuah lembaga pemerintah misal, sebagai jurnalis kasus macam ini merupakan sumber aktual yang harus diangkat, namun kerap yang terjadi jurnalis kerap dihadapkan dilematika dengan berbagai alasan; umumnya terjadi “ketidaknyaman” mengungkap kebenaran alasan-alasan tertentu.
Sebagai seorang jurnalis yang hebat, pastinya tidak harus melihat “siapa” tetapi karyanyalah yang dapat melakuan semua hal hebat itu. Pada dasarnya seorang jurnalis itu harus netral. Mereka tidak memihak di satu sisi, mereka tidak membela dari sisi manapun. Mereka hanyalah menyampaikan apa yang terjadi saat itu. Seorang jurnalis bukan menjadi penjahat atau pun pahlawan Negara. Jurnalis bukan hebat dalam dirinya, melainkan hebat dalam karyanya.
Dipersembahkan untuk wartawan Madura peserta Safari Jurnalistik 2014 di Sumenep Penulis : Syaf Anton
Lihat : Kode Etik Jurnalistik
Lihat : Kode Etik Jurnalistik