Rencana Pemerintah akan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) menuai protes di sejumlah wilayah, tak terkecuali di Kabupaten Bangkalan.
Aktifitas mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bangkalan, tergerak menyuarakan aspirasinya dengan menggelar aktinya melalui unjuk rasa, menuntut dan menolak kenaikan harga BBM jenis premium dan solar yang direncakan Pemerintah, didepan Taman Makam Pahlawan (TMP) Bangkalan, (13/11/2014)
Pengunjuk rasa melibatkan sekitar 50 mahasiswa berakhir ricuh. Aksi yang semula berjalan aman, tiba-tiba terjadi, beberapa kali bentrok dengan polisi di persimpangan STKIP Bangkalan
Para aktifis HMI sempat membakar spanduk bergambar Jokowi, dan mereka menuntut agar DPRD Kabupaten Bangkalan dan masyarakat bersama-sama menolak rencana kenaikan harga BBM oleh pemerintah. “Kami harap wakil rakyat dan masyarakat sejalan dengan HMI untuk menolak rencana kenaikan BBM oleh Presiden Jokowi,” ujar ungkap Hairuszaman, Korlap pengunjnuk rasa.
Menurut Hairuszaman langkah pemerintahan Jokowi – JK menaikan harga BBM jenis premium dari Rp.6500 menjadi Rp.9.500/liter adalah sebuah langkah yang tidak mengedepankan orientasi keadilan sosial dibandingkan dengan orientasi upaya melakukan pembangunan infrastruktur atau pengalihan subsidi.
Sebab tambahnya rencana pengalihan subsidi dari BBM ke infrastruktur, pendidikan dan kesehatan bukan langkah yang tepat dengan kondisi masyarakat yang lemah dalam daya belinya. “Naiknya harga BBM akan diiringin dengan kenaikan harga kebutuhan lainnya. Itu sama halnya membawa masyarakat pada kondisi semakin terpuruk,” pungkas Zaman. (Syaf Anton/MC/foto:istimewa)