Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Sumenep, Akhmad Sadik, dituntut mundur dari jabatannya, ditengarai tidak menyelesaikan realisasi proyek DAK 2013 yang tidak tepat sasaran. Demikian tegas Bisri aktifis mahasiswa yang tergabung Mahasiswa Sumekar Raya (Mahasurya) ketika melakukan aksi demo di depan Kantor Disdik Sumenep, Kamis (18/12/2014)
Aksi puluhan mahasiswa seraya membentangkan spanduk dan poster bernada kecaman terhadap Kadisdik, menyampaikan protesnya dengan menggelar teatrikal. “Teatrikal dengan tiga orang yang berlumuran lumpur ini salah satu bentuk kekecewaan kami terhadap mundurnya dunia pendidikan di Sumenep,” teriak Bisri.
Bisri menyebutkan, di Sumenep ini telah terjadi aksi kongkalikong antara Disdik dengan dua lembaga sekolah di Kecamatan Pragaan dan Bluto sebagai penerima DAK 2013. “Mengapa Disdik terkesan cuci tangan dalam kasus realisasi DAK di dua lembaga pendidikan itu,” ujarnya.
Hal ini menurutnya, adanya surat pertanggung jawaban (SPJ) realisasi DAK 2013 dari dua lembaga pendidikan tersebut merupakan bentuk adanya indikasi kongkalikong. “Kalau memang pelaksanaannya diketahui tidak sesuai juknis, Disdik harusnya menolak SPJ dari dua lembaga sekolah itu,”ungkapnya.
Dalam kesempatan tesebut Kabid Pendidikan Menengah (Dikmen), Nurul Hamzah menjelaskan, realisasi proyek DAK 2013 di dua lembaga sekolah itu sudah ditangani Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). “Realisasi DAK 2013 di dua lembaga sekolah sebagaimana disampaikan mahasiswa itu sudah ditangani BPKP,” kilah Nurul Hamzah. (syaf/pm)