Home » » Kalianget Pernah Jadi Kota Termodern di Madura

Kalianget Pernah Jadi Kota Termodern di Madura

Written By Madura Aktual on Sabtu, 07 Februari 2015 | 01.04

Perumahan Pabrik Garam Kalianget 1914-1925
Kalianget merupakan salah satu kota modern pertama di Pulau Madura. Kota yang kini menjadi Kecamatan Kalianget, Sumenep, Madura ini di bangun pada masa VOC dan diteruskan oleh pemerintahan Hindia Belanda. 

Kalianget di kembangkan menjadi kota yang modern dikarenakan letaknya yang sangat strategis dan merupakan bandar pelabuhan tersibuk di selat Madura. Pelabuhan tertua di Sumenep adalah pelabuhan Kertasada, lataknya sekitar 10 km dari pusat kota Sumenep.

Ketika Sumenep jatuh ke tangan VOC pada tahun 1705, VOC mulai membangun sebuah benteng yang terletak di Kalianget barat, namun dikarenakan posisinya yang kurang strategis dan berbatasan langsung dengan laut selat Madura, Benteng tersebut tidak dimanfaatkan, maka oleh masyarakat sekitar daerah tersebut dikenal dengan nama "Loji Kantang" .(lihat: Benteng VOC Kalianget)

Benteng dibangun pada tahun 1785. Seiring dengan dibangunnya daerah pertahanan tersebut, pemukiman-pemukiman orang Eropa mulai menyebar di daerah Marengan dan Pabean, hal tersebut bisa kita lihat pada model arsitertur bangunan penduduk setempat yang cenderung terpengaruh kebudayaan Indisch. Kebudayaan Indisch sendiri di Indonesia berkembang pada abad 17-18.

Setelah kongsi dagang VOC dibubarkan, maka Pemerintah Hindia Belanda mengambil alih kekuasaan dari kongsi dagang tersebut dalam berbagai hal termasuk juga dalam pengelolaan lahan Pegaraman yang ada di Sumenep. 

Untuk memperkuat posisi ekonomi dan politik pemerintah Hindia-Belanda di Sumenep, maka pada tahun 1899, pihak pemerintah membangun Pabrik Garam Briket Modern, pertama di Indonesia. 

Disinilah berbagai fasilitas pendukung industri tersebut dibangun. Tak hanya bangunan pabrik, fasilitas listrik yang terpusat di Gedung Sentral, Lapangan Tenis, Kolam renang, Bioskop, Taman Kota, hingga pemukiman bagi pegawai dan karyawan mulai tersebar di kawasan ini. Hal ini sebagai bukti bahwa pemerintah Hindia - Belanda kala itu dengan kuatnya memonopoli hasil garam yang ada di Madura.

Tak hanya itu, sebagai sarana pendukung pendistribusian hasil garam, dahulu fasilitas transportasi berupa trem uap, dan pelabuhan juga di sediakan di kawasan ini. Namun, trem uap sudah tidak beroperasi lagi lantaran dianggap sebagai produk dari penjajah

Saat ini, kota Kalianget banyak dikunjungi wisatawan dari Belanda yang masih memiliki keterikatan emosi dengan kota ini. Bisa jadi, mereka dilahirkan di Kalianget, atau bisa jadi pula ayah, ibu atau kakek-nenek mereka pernah bekerja dalam waktu yang lama di pabrik garam Kalianget. 

Perumahan peninggalan Belanda masih banyak yang terawat dan dihuni dengan baik. Namun, bangunan pabrik garam dan gudangnya sudah tidak bisa dipertahankan. Hanya sebagian saja yang masih bisa difungsikan sebagai gedng perkantoran.(dari beberapa sumber/zam) 


Jurnalisme Warga

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.
lontarmadura babad madura