Madura Aktual, Pamekasan; Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Satuan Aksi Mahasiswa Revolusi (Samar) Pamekasan, Madura, enggan meninggalkan Kantor Bupati Pamekasan. Sebab, aksi demo yang digelar tidak ditemui oleh Bupati Achmad Syafii, Senin (23/2/2015).
Selain berorasi, mereka menggelar sejumlah poster dengan nada kecaman yang dinilai Bupati gagal memimpin Pamekasan, lantaran diduga banyak terdapat kebijakan Achmad Syafii yang tidak sesuai dengan saat kampanyenya dulu sebelum jadi Bupati
Hamdi menyatakan, aksi demonya untuk menyampaikan aspirasi Bupati menyangkut kebijakan Bupati sendiri yang tidak ditepati. Baik kebijakan yang disampaikan di depan publik atau kebijakan tertulis. “Kebijakan itu tidak ada satupun yang terealisasi hingga menjelang dua tahun Bupati menjabat di Pamekasan”, jelasnya.
Disebutkannya, selama kepemimpinan Achmad Syafi’i tidak ada perubahan yang signifikan. “Hal ini itu tidak sesuai dengan janji yang diutarakan ketika ingin mencalonkan diri tahun 2012 lalu”, ujarnya.
"Seminggu setelah dilantik jadi Bupati, janji perbaikan distribusi Raskin menggunakan kartu Raskin disosialisasikan kepada masyarakat. Namun kenyataannya sampai sekarang distribusi raskin semakin parah. Bahkan terjadi kehilangan 1.405 ton raskin di Pamekasan," imbuh aktivis PMII Pamekasan ini.
Dijelaskan Hamdi, kebijakan lainnya yang tak kunjung terealisasi tentang lelang jabatan di lingkungan Pemkab Pamekasan. Kenyataannya beberapa waktu lalu, 294 pejabat yang dimutasi tak ada satupun yang menerapkan sistem lelang.
“Bupati Pamekasan tidak mempunyai komitmen kuat untuk memajukan daerah ini. Kami sebagai rakyat Pamekasan sangat kecewa atas kepemimpinanya,” tegasnya.
"Dasar kebijakan pemotongan gaji PNS untuk zakat itu dari mana? Program membangun desa yang hanya ocehan karena banyak desa yang tidak ada kadesnya," ungkap Hamdi.
Samar juga menyoroti dana hibah tahun 2013 serta dana bagi hasil cukai tembakau tahun 2013 yang ditengarai tidak tepat sasaran karena hanya diberikan kepada orang-orang tertentu saja. "Yang tahu semua itu hanya Bupati untuk mewujudkannya. Kami minta Bupati yang menemui dan menjawabnya," tandasnya.
Mereka lalu memilih bertahan sampai ditemui langsung oleh Syafii. Padahal, kabarnya Syafii tengah berada di luar kota, dan aksi ini akan berlangsung sampai besok atau hingga ditemui Bupati.
Mereka membawa kompor gas untuk memasak dan membuat kopi. Bahkan, mahasiswa akan mendirikan tenda di halaman Kantor Bupati.(istimewa)