 |
| Ekspresi salah satu musisi muda Sumenep |
Di Sumenep bisa disebut sebagai lumbung kesenian, dari seni tradisi sampai seni modern. Namun tampaknya justru kehidupan kesenian di ujung pulau Madura ini tidak begitu mulus, lantaran peluang kreator seni di daerah ini, terganjal oleh terbatasnya event kesenian.
Salah satunya, bidang kesenian musik. “Konsistensi kaum muda di Sumenep menggeluti seni musik, cukup menggembiarakan”, ungkap Sade Gozal musisi senior Sumenep menuturkan pada Madura Aktual, (09/09/2014)
Namun demikian, tambah Sade, mereka tidak ada kesempatan untuk berekspressi, karena memang di daerah ini jarang ada event musik. “Enegrgi mereka dalam bermusik cukup tinggi, namun disayangkan tidak ada wadah yang memberikan peluaang untuk berekpresi”, ujarnya.
Menurut Sade, di Sumenep ada sekitar 8 – 10 grup musik dari kalangan muda yang eksis, “namun bila ada festival, mereka berbondong-bondong ikut tampil. “Bahkan mencapai 30 peserta”, ujar pentolan Saltis Rock Band yang pernah berjaya di era 80 -90 an.
Diakuinya, idealisme mereka cukup tinggi, mereka cederung menmgadopsi genre musik yang fenomenal saat ini, seperti R&B, hiphop dan sejenisnya. “Itu hal bagus. Tapi disayangka, mereka tidak punya peluang kesempatan berekspresi”, ungkap pentolan Saltis Rock Band yang pernah jaya di era 90-an. Mereka selama ini masih berkutat di studio musik. Diharapkan nantinya secara berkala bisa tampil dipanggung lebih terbuka, sehingga akan memacu mereka mempertahankan konsistensinya dalam musik.
“Kita butuh pihak yang bersedia memfasilitasi mereka, mereka adalah aset yang perlu diapresiasi sebagai bagian kreator seni”, uarnya. (Syaf Anton Wr)
