Home » » Tanamkan Kearifal Ajaran Lokal Sejak Dini

Tanamkan Kearifal Ajaran Lokal Sejak Dini

Written By Madura Aktual on Minggu, 07 September 2014 | 04.48

Mengenalkan kearifan lokak, dimulai dari rumah
Cermin Kearifan lokal seperti nilai-nilai kemanusiaan, kebersamaan, persaudaraan dan sikap ketauladanan mulai banyak terkikis di dalam lingkungan budaya masyarakat. Ironisnya, tidak adanya institusi yang menyokong secara masif dalam usaha mengembalikan perangkat budaya masyarakat ini menjadi intrumen untuk merawat dan merivitalisai kembali kearifan budaya lokal Madura. 

Akibatnya, kalangan generasi muda kita, kurang banyak mengenal dan tidak banayak memahami ajaran-ajaran berupa nilai, norma, etika, kepercayaan, adat-istiadat, hukum adat, serta aturan-aturan yang disepakati oleh komunitas masyarakat. “Sebagian besar generasi muda kita sudah mulai apatis dan tidak peduli terhadap nilai-nilai kearifan lokal yang kita miliki”, ungkap Moh. Taufik , salah seorang pemerhati budaya lokal Madura ketika ditemui tabloit ini dikediamnnya, Braji Gapura (20/08/2014) 
style="text-align: justify;">
Salah satunya, hal ini terjadi lantaran keuatnya budaya asing masuk wilayah komunitas masyarakat, “tampaknya masyarakat kita tidak mampu membendung, sehingga kearifan budaya kita makin tertekan”, tambah Taufik, penulis buku bahasa Madura “Sangkolan Bukona Tamba”. 

Menurutnya, penerapan kearifan lokal tidak terlepas dari media pendidikan. Kurikulum 2013 sekarang lebih mengutamakan pendidikan karakter, salah satunya pelajaran bahasa daerah ke dalam muatan lokal turut memberikan kontribusi positif terhadap penguatan kecintaan generasi muda terhadap daerahnya.

 “Namun, hal itu tidak cukup dibahas hanya dari sudut pandang kebijakan pengadaan pelajaran bahasa daerah, namun perlu juga dipersiapkan adanya pendidik profesional di bidangnya masing-masing”, ujar guru SMPN 2 Gapura itu. 

Senada dengan D. Zawawi Imron, budayawan Madura ini menyatakan, agar budaya Madura tetap eksis harus dipelihara sejak dini. “Saya kira, untuk memelihara bisa diawali dan melalui dunia pendidikan di sekolah-sekolah.Ya, paling tidak perkenalkan kembali nilai-nilai Madura lama yang penuh dengan kearifan lokal”, ujarnya ketika ditemui beberapa waktu lalu. 

Ditanya budaya daerah masuk kurikulum 2013, sang penyair itu sepakat. “Lebih bagus lagi”. Katakanlah, nantinya bisa masuk dalam muatan lokal, diberi tempat dan peluang kembali sehingga budaya lokal terus eksis. “Yang terpenting bisa nyambung dari generasi yang dulu, kini dan generasi yang akan datang.”, ungkap Zawawi. (penulis: Syaf Anton Wr)
Jurnalisme Warga

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.
lontarmadura babad madura