Home » » Yaa Ghaadir - Yaa Faajir Gelar Bagi Orang Yang Riya’

Yaa Ghaadir - Yaa Faajir Gelar Bagi Orang Yang Riya’

Written By Madura Aktual on Selasa, 21 Oktober 2014 | 21.01

Dalam sebuah riwayat dinyatakan, bahwa suatu hari Rasulullah Saw berangkat bersama ‘Aisyah untuk bersilaturahim mengunjungi sahabatnya. Ketika tiba di suatu sumur, Rasulullah Saw bercermin pada air sumur itu dan memperbaiki surbannya, kemudian menyisir rambutnya. ‘Aisyah, seperti biasanya, sangat cemburu. Lalu bertanya, “Mengapa engkau lakukan itu, Yaa Rasulallah?” Kemudian Rasulullah Saw menjawab, “Allah Swt, senang kepada seorang manusia yang jika ia bertemu dengan sahabat-sahabatnya, ia menampakkan penampilan sebaik-baiknya”

 Riwayat di atas mengisyaratkan agar jika kita kedatangan tamu atau jika kita yang ingin bertamu, kita perlu memakai pakaian yang paling bagus yang kita miliki dan menata penampilan kita. Mengatur penampilan semacam itu, bukan merupakan perbuatan riya. Riya hanya berlaku di dalam ibadah.

Oleh karena itu dalam ibadah harus dihindari perbuatan riya itu walau sedikit. Riya berasal dari kata “ra’a” yang berarti melihat. Secara harfiah, riya berarti mengatur sesuatu agar dapat dilihat oleh orang lain. Ta’rif riya menurut sebagian mufassirin, ialah melakukan sesuatu amal perbuatan tidak untuk mencari keridhaan Allah Swt akan tetapi untuk mencari pujian atau kemasyhuran di masyarakat”. 

Di dalam Al- Quran, Allah Swt selalu memuji orang yang shalat, kecuali dalam Surah Al-Ma'un 4-6 : “Maka kecelakaan-lah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orangorang yang lalai dari shalatnya, orangorang yang berbuat riya”.

Menurut Al-Ghazali, riya itu bisa terjadi melalui 5 hal. Pertama, dengan menggunakan tubuh kita. Contohnya al, orang yang menampakkan bekas sujud di dahinya (yang ia buat dengan menggosok-gosokkan dahinya ke tempat sujud) untuk menampakkan ketekunan dalam beribadah.Tentu saja tidak semua orang yang ada bekas sujud didahinya pasti orang riya. Kedua, melalui pakaian atau penampilan lahiriah.

Misalnya, pada zaman dahulu orang memakai pakaian compang- camping hanya untuk menunjukkan bahwa dia itu sufi dengan segala kesahajaannya. Ketiga, riya bisa dilakukan dengan perkataan atau ucapan. Ada orang yang mengatur pembicaraannya supaya dikenal sebagai orang ‘alim. Dia selalu mengutip ayat Al-Quran dan Hadis Nabi.

Ditampakkannya keshalehan itu dengan mengeluarkan kata-kata suci dari bibirnya, tetapi bukan karena Allah. Keempat, melakukan riya dengan perbuatan atau perilaku. Menampakkan keshalehan melalui ibadah ritual adalah hal yang mudah. Tetapi jika dilakukan lewat sadaqah atau membantu orang lain dengan dana karena Allah, adalah hal yang sulit, karena itu memerlukan pengorbanan. Kelima, melakukan riya dengan menunjukkan kawan-kawannya atau orang-orang yang shaleh yang dia kenal. Dalam psikologi-social, ada yang dinamakan dengan “gilt by association”, artinya cemerlang karena hubungan baik. Maksudnya, agar seseorang dikenal sebagai orang terpandang, dia suka menceritakan hubungannya dengan orang-orang yang terkenal.

Rasulullah Saw menggambarkan orang yang berbuat riya itu sebagai orang yang memiliki 2 wajah (dzul wajhain), sebagaimana sabda beliau: “Akan datang kepada manusia satu zaman ketika orang itu buruk secara bathiniah, tetapi secara lahiriah mereka tampakkan kebaikannya. Mereka mengharapkan dunia dan tidak mengharapkan apa yang berasal dari Rabb mereka. Agama mereka adalah riya yang tidak disertai rasa takut. Allah akan menimpakan kepada mereka siksa, yang sekiranya mereka berdoa dengan doa seperti orang yang akan tenggelam, Allah tidak akan mengijabahi doa mereka”.

Jadi, doa orang yang beramal dengan riya tidak akan di ijabahi doanya oleh Allah Swt. Yang paling berat, orang yang melakukan riya akan kehilangan seluruh amalnya pada hari kiyamat kelak. Pada hari itu, orang yang riya’ akan dipanggil Allah Swt dengan 4 gelaran, Yaa ghaadir, Yaa faajir, yaa khaasir, yaa faasiq (Hai si penipu, si durhaka, si perugi, si fasik !". Na'udzu billaahi min dzaalik. (MPA)
Jurnalisme Warga

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.
lontarmadura babad madura