Sejumlah mahasiswa mentasnakan Satuan Aksi Mahasiswa Revolusi (Samar) mendatangi Kantor Bupati Pamekasan menuntut kepada penguasa setempat agar memperbaiki infrasturtur jalan yang rusak, khususnya diwilayah pedesaan, (06/11/14).
Aksi demo yang mengarah pada perlakuan anarkis itu, mengakibatkan sejumlah fasilitas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, banyak yang rusak. Sebelum aksi brutal itu dimulai, massa Semar terdiri dari sekitar 35 mahasiswa itu, terjadi benturan saling dorong dengan aparat keamanan Polres Pamekasan, bahkan terlibat adu pukul didepan pintu Kantor Pemkab Pamekasan.
Lantaran tidak direspon dan tidak ditemui Bupati Pamekasan, Achmad Syafii , massa Samar kecewa .Aspirasi mereka dianggap dinafikan dan tidak digubris sehingga menimbulkan kemarahan. "Kami tidak mau ditemui selain oleh Bupati Pamekasan Syafii," kata Hamdi, koordinator aksi.
Setelah adu fisik dengan polisi usai, massa kemudian berpindah aksi ke rumah dinas Bupati Pamekasan. Mereka menduduki pendapa depan rumah dinas Bupati Pamekasan. Puluhan Polisi tidak bisa menghadang mereka karena massa lebih dulu bergerak ke rumah dinas Bupati.
Nampaknya harapan bertemu Bupati tidak berhasil, massa kemudian menuju rumah dinas Bupati Pamekasan. Mereka menduduki pendapa depan rumah dinas. Namun puluhan parat kepolisian menghadangnyaXX Kapolres Pamekasan, AKBP Nanang Chadarusman berusaha menenangkan massa agar tidak melakukan perusakan fasilitas rumah dinas Bupati Pamekasan.
Hingga berita ini ditulis, massa masih enggan meninggalkan rumah dinas Bupati Pamekasan. Mereka beralasan, Bupati meninggalkan mereka dari dalam rumah dinasnya mengendarai mobil. (maK)