Novie Chamelia |
Jejaring sosial merupakan situs bagi setiap orang bisa bercengkerama dengan diri maupun orang lain dalam segala hal. Bahkan untuk bercurhat ria tanpa harus disekat oleh pihak lain seperti editor, kurator atau siapa saja yang menjadi penghalang untuk berselancar di dunia maya.
Yang menarik dari salah seorang facebooker dengan akun Novie Chamelia ini, kerap melemparkan gaya statusnya yang unik, dan cenderung memerankan diri sebagai jurnalis untuk memberitakan tentang diri atau orang terdekatnya.
Dan yang lebih menarik lagi, ia kerap mencatat peristiwa-peristiwa perjalanan, kehidupan, kuliner, dan apa saja yang dia lihat dan ia catat, termasuk curhat pribadinya, yang kdang pembaca jadi tersenyum, geram, bahkan nynyir. Salah satu statusnya seperti ini:
Film dan Laki-Laki
Dulu, ketika saya ingin pedekate atau mendapatkan laki-laki, taktik yang saya lakukan adalah bertanya pada mereka, film apa yang mereka sukai. Karena bagi saya, dari film itu saya bisa menilai dan bisa menggambarkan kepribadian si laki-laki dan juga perempuan seperti apa yang ia sukai.
Meski film itu banyak memiliki genre, ada yang action, romantis, horror atau komedi, namun didalamnya ada peran-peran dan alur cerita yang berbeda, yang memiliki kesan tertentu bagi seseorang. Dan alasan mengapa seseorang itu menyukai film tersebut, adalah caraku menilai seseorang itu. Termasuk laki-laki yang ingin ku pedekate-in. setelah saya tahu film apa yang ia sukai, maka seketika itu pula, saya berubah menjadi pribadi peran perempuan yang ada di film tersebut. Walhasil, It’s works….!.
Lalu jika ditanya, film apa yang berkesan bagi saya, maka saya akan menjawabnya adalah, film india, Dilwale Dulhania Le Jayengge, yang dimainkan oleh Shahrukh Khan dan Kajol. Peran Raj adalah peran laki-laki yang menarik bagiku, dimana ia menjelma menjadi pria yang ‘bodoh’ dan kocak namun gigih memperjuangkan cintanya. Kajol yang memiliki ayah super galak dan tradisi yang ketat, tidak membuat Raj patah semangat dan tidak mudah menyerah untuk mendapatkan cintanya. Dengan berbagai cara yang sangat humanis dan terkesan ‘santai’, pada akhirnya, ia pun mampu mendapatkan cintanya dengan indah. Dan itulah pria yang saya sukai. Pria yang tidak pernah mudah menyerah.
Ketika seorang sahabat berkata padaku, “Ngapain sih Nov, kamu kuliah tinggi-tinggi, tar malah ga ada laki-laki yang mau sama kamu…”. Dan saya hanya tertawa. Justru sebenarnya, niat saya kuliah tinggi itu, ingin mendobrak tradisi dan kultur masyarakat Indonesia, khususnya di Madura, yang lebih menekankan pada dominasi kelas, bahwa laki-laki itu harus lebih ‘tinggi’ dari si perempuan. Logikanya, mana ada sih laki-laki yang hanya kuliah sarjana atau bahkan hanya lulusan SMA, mau sama saya ?.
Pada dasarnya, saya tidak suka melihat ‘dominasi’ atau perbedan kelas dari seorang laki-laki yang mendekatiku. Justru saya ingin melihat sejauh mana ‘nilai’ mereka sebagai manusia untuk memperjuangkan apa yang ia inginkan. Apalagi, ayahku termasuk orang yang lumayan susah didekati. Jika ada laki-laki yang ‘sama’ denganku, sebenarnya saya tidak begitu tertarik, tapi jika ‘berbeda’ denganku, saya malah lebih respek dengannya.
Tapi seperti apa laki-laki yang saya sukai?
Lagi-lagi saya harus menggunakan film untuk menjawab pertanyaan itu. Laki-laki yang saya sukai adalah Jack Sparrow dalam film Pirate of Caribbean yang diperankan oleh Johny Deep, lalu Leonardo da Vinci dalam film serial Da Vinci’s Demons yang diperankan oleh Tom Riley, dan Sherlock Holmes dalm film Sherlock Holmes yang diperankan oleh Robert Downey Jr.
Ketiganya memainkan peran sebagai laki-laki cerdas, berintelektual, mencintai petualangan, selalu siap dengan resiko di setiap pilihannya, mencintai wanita yang tak hanya sekedar ngumbar kata cinta atau mengajaknya makan malam, romantis yang tak lebay, misterius dan bikin penasaran, selalu membuat kejutan, konsisten dengan apa yang ia inginkan, dan yang terpenting adalah ia setia.
Bahkan dari ketiga film itu, saya pun punya kesimpulan bahwa laki-laki cerdas itu pasti setia dan romatis. Jika ada laki-laki yang tak setia, itu artinya laki-laki bodoh. Dan jika ada laki-laki yang tak romantic, atau keromantisan dibuat-buat, itu juga laki-laki bodoh. Sebab, hanya laki-laki cerdas lah yang memiliki potensi untuk membahagiakan perempuan yang ia cintai, juga tak kan membiarkan perempuan yang ia cintai itu bersedih, dan selalu mendukungnya untuk mewujudkan mimpinya……tapi yang lebih terpenting, adalah bagaimana ia memperjuangkan untuk mendapatkan cintanya……itu saja!
Maka kecerdasan itu tidak bisa diukur dari tingkat pendidikan saja…….!
Legoso, 30 Desember 2014. 00.19
(direview oleh Syaf Anton)