Home » » Demi Citra Politik, Dukung Kontestan Ajang Pencari Bakat

Demi Citra Politik, Dukung Kontestan Ajang Pencari Bakat

Written By Madura Aktual on Minggu, 08 Maret 2015 | 20.25

Ajang pemilihan bakat dan apapun namanya di sebuah media, khususnya media audio visual seperti stasiun televisi yang menyiarkan secara nasional, menjadi pertistiwa lumrah bagi masyarakat Indonesia. 

Moment tersebut akan jadi menarik ketika seseorang ataupun kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat pemirsa, menunjukkan dukungan terhadap konstestan yang berhasil dalam sebuah ajang. Nah. Bagaimana bila kekuatan dukungan tersebut berasal dari sebuah kekuatan demi kepentingan politis?. 

Suatu prestise (tidak selalu prestasi) kedaerahan menawarkan sebuah embrio kental yang kemudian menjadi eufera ketika embrio itu menjadi suatu bentuk sehingga membangun kekuatatan pencitraan ke wilayah yang lebih luas.

Apalagi saat ini dukung mendukung kontestan telah merambah menjadi fenomena, tentu akan menjadi kebanggaan bagi sebuah kepentingan kedaearan. Nama daerah makin populer di mata masyarakat lebih luas, dan membuktikan bahwa di daerah ini memiliki “potensi” untuk dijual kepada publik.

“Makanan empuk” ini makin jadi renyah, ketika kepentingan-kepentingan diluar kebanggan muncul didalamnya, yaitu kepntingah politik yang diarahkan pada pencitraan.

Tentunya peristiwa macam ini sangat rawan dan rentan, ketika dalam suasana “perang politik” menjelang pemilihan wakil rakyat, apalagi pemilihan kepala daerah. Dukung mendukung mcam ini bisa dimanfaatkan sebagai kampanye terselubung dan samar.

Maka tidaklah heran, bila di pojok-pojok jalan terdapat sapanduk atau baliho peserta kontenstan berjejar dengan politisi atau kandidat, yang semata-mata untuk menunjukkan “bahwa saya ada di tengah anda bersama pujaan anda” .

“Ini merupakan sebuah usaha”, kata salah seorang pendukung kandidat calon bupati Sumenep menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 1015 nanti. Alasan ini tentu sangat dibenarkan, sebab konon segala cara untuk memenuhi target politik pencitraan, dapat dibenarkan, meski setelah itu hilang tanpa bekas.

Paling tidak, dalam sejarah dukung mendukung di Kabupaten Sumenep belum ada bukti keberlanjutan dari proses kepesertaan ajang macam ini menjadi kekuatan bagi kepentingan masyarakat. Contoh misal, mantan Bupati Ramdlan dulu pernah dan harus datang menyaksikan ke sebuah stasiun televisi dan secara langsung mendukung kontenstan dari Sumenep.

Namun apa yang terjadi?, ketika kontestaan “pujaannya” tereleminasi dari ajang tersebut, nama “calon artis” kebanggaannya hilang dari peredaran. Sebut saja berhasil meraih kemenangan, apa dampak untuk pembangunan daerah kedepan?

Akan lebih berarti dan berharga, bila daerah (sebut: Pemerintah Daerah) memperkuat posisi potensi warganya yang berkemampuan lebih, untuk diformulasi sebagai lahan kreatifitas dan berkualitas. Diakui atau tidak, di Sumenep, mungkin tak dapat dapat hitung dengan angka putra daerah yang memiliki potensi besar, namun tidak banyak (sebut: tidak da) yang memperhatikan.

Semua tahu, sebuah kekuatan yang dihasilkan secara instan, dapat dipastikan tidak akan mendapat hasil guna, apalagi kekuatan itu berkat kekuatan dukungan demi kepentingan pencitraan politis. “Ingat berhasil atau tidaknya konstestan, tergantung SMS Anda” (syafanton)
Jurnalisme Warga

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.
lontarmadura babad madura