 |
| Moh. Mudhar Beek |
Madura Aktual, Sumenep; Yayasan Al-Hidayah, yang bergerak dalam bidang pendidikan umum yang berbasis Islam, mulai menjadi perhatian publik, khususnya orang yang akan menentukan pendidikan putra-putrinya.
Dengan konsep sekolah terpadu, Al-Hidayah membuat ruang pendidikan Islami melalui lembaga pendidikan yang dikembangkan, yaitu Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) dan Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT).
“Kosenp yang kita jalankan adalah keterpaduan dengan segala sistemnya,” ungkap Ketua Pembina Yayasan Al-Hidayah, Moh. Muhdar Beek, saat dihungi Madura Aktual, di kantornya, Rabu (13/05/2015) kemarin.
Menurutnya, dalam konsep ini titik tekannya pada Quality Assurance (QA) atau kualitas asuransi. Untuk menciptakan kualitas ini pihaknya telah membentuk tim sesuai dengan bidangnya.
“Yang paling utama masing-masing tim membawahi kualitas asuransinya pada setiap peserta didik”, jelasnya.
Kini pihaknya mempunyai dan menerapkan 12 kualitas asuransi, namun selama ini dilakukan secera bertahap, antara lain penerapan kepada peserta didik untuk sholat dengan benar, akhlak pada orang tua, juga tuntas mata pelajaran (mapel0 masuk dalam asuransi dan penerapan lainnya.
Yayasan Al-Hidayah yang didukung 102 karyawan dan guru dan siswa SDIT berjumlah 444 anak, sedang SMPIT bersjumlah 323 siswa.
“Yang kami unggulkan dalam kualitas asuransi ini, seperti program al-Qur’an, baik sisi bacaan maupun tahfidnya, yaitu tingkat SD hafal 2 juz dan tingkat SMP hafal 3 juz”, jelas ustad Muhdar.
Keunggulan dari konsep ini tambah Muhdar, dalam pengembangan pendidikan pihaknya menerapkan sistem halaqah, yaitu bentuk kelompok belajar dengan melihat keseharian anak , bukan hanya saat belajar di kelas, juga setelah menjadi alumni.
“Jadi setemat sekolah, anak-anak masih kami pantau perkembangannya, sehingga sebagaimana konsep yang kami terapkan benar-benar terwujud seperti yang diharapkan”, pungsnya. (syaf)
Dengan konsep sekolah terpadu, Al-Hidayah membuat ruang pendidikan Islami melalui lembaga pendidikan yang dikembangkan, yaitu Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) dan Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT).
“Kosenp yang kita jalankan adalah keterpaduan dengan segala sistemnya,” ungkap Ketua Pembina Yayasan Al-Hidayah, Moh. Muhdar Beek, saat dihungi Madura Aktual, di kantornya, Rabu (13/05/2015) kemarin.
Menurutnya, dalam konsep ini titik tekannya pada Quality Assurance (QA) atau kualitas asuransi. Untuk menciptakan kualitas ini pihaknya telah membentuk tim sesuai dengan bidangnya.
“Yang paling utama masing-masing tim membawahi kualitas asuransinya pada setiap peserta didik”, jelasnya.
Kini pihaknya mempunyai dan menerapkan 12 kualitas asuransi, namun selama ini dilakukan secera bertahap, antara lain penerapan kepada peserta didik untuk sholat dengan benar, akhlak pada orang tua, juga tuntas mata pelajaran (mapel0 masuk dalam asuransi dan penerapan lainnya.
Yayasan Al-Hidayah yang didukung 102 karyawan dan guru dan siswa SDIT berjumlah 444 anak, sedang SMPIT bersjumlah 323 siswa.
“Yang kami unggulkan dalam kualitas asuransi ini, seperti program al-Qur’an, baik sisi bacaan maupun tahfidnya, yaitu tingkat SD hafal 2 juz dan tingkat SMP hafal 3 juz”, jelas ustad Muhdar.
Keunggulan dari konsep ini tambah Muhdar, dalam pengembangan pendidikan pihaknya menerapkan sistem halaqah, yaitu bentuk kelompok belajar dengan melihat keseharian anak , bukan hanya saat belajar di kelas, juga setelah menjadi alumni.
“Jadi setemat sekolah, anak-anak masih kami pantau perkembangannya, sehingga sebagaimana konsep yang kami terapkan benar-benar terwujud seperti yang diharapkan”, pungsnya. (syaf)
