Home » » Prihatin Terhadap Perkembangan Budaya Madura

Prihatin Terhadap Perkembangan Budaya Madura

Written By Madura Aktual on Rabu, 10 September 2014 | 22.33

Edhi Setiawan budayawan Madura
Edhi Setiawan
Sebuah pengalaman pahit yang terjadi ketika menjadi aktivis di senat mahasiswa dulu, bahwa sebagai orang Madura salalu dinilai minor. “Madura selalu diindentikkan dengan carok, kekerasan, kebodohan, kemiskinan dan sejenisnya. “ Ini membuat hati luka, padahal mereka tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya”., cerita Edhi Setiawan, (68) budayawan Madura ketika ditemui Madura Aktual, di rumahnya, bilangan Jl. Sudirman Sumenep, (11/09/2014)

Edhi kerap menjadi sorotan lantaran sebagai orang Madura. Dalam pergaulannya ia semakin paham adanya persepsi yang salah terhadap masyarakat Madura. Madura selalu diindentikkandengan carok, kekerasan, kebodohan, kemiskinan dan sejenisnya. “ Ini membuat hati luka, padahal mereka tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya”., ujar tokoh dari keturunan Cina yang sangat perhatian dan prihatin perkembangan budaya Madura  saat ini.

“Pada saat seperti itulah, saya sadar, dalam benak saya persepsi tersebut harus diluruskan”, ungkapnya.

Dan saat setelah ia pulang kembali ke Sumenep ia bertekad membenahi dan mendalami tentang semua hal yang berkaitan dengan Madura. Ia tentu tidak tinggal diam. Keluar masuk dari desa ke desa dari kampung ke kampung dipenjuru pelosok Madura ia lakukan dengan intens dia menggeluti budaya Madura, ternyata semakin dalam kekagumannya.

Selain itu, tambah Edhi, ia menyaksikan, justru yang paling mengecewakan ada dari kalangan orang Madura sendiri yang merasa berhasil diluar Madura, khususnya kalangan berpendidikan.

Ia melihat, tak sedikit kalangan terdidik asal Madura mengaburkan identitas kemaduraannya karena adanya penetrasi persepsi negatif itu. ”Mereka malu menjadi orang Madura. Kondisi ini makin mengokohkan tekatnya untuk mencerahkan Madura”, ungkap pengusaha ukiran Madura itu.

Ini membuktikan bahwa Madura bukan sekedar carok, kekerasan atau hal-hal yang negatif saja. ”Banyak hasil budaya Madura berestetika tinggi karena dihargai masyarakat luar. Dipan ukir Madura, misalnya, dihargai sampai ratusan juta rupiah. Kesenian Madura pun membuat masyarakat luar terpesona”, ungkap alumnus Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Malang, tahun 1975 itu

Untuk membukti kepada orang luar bahwa Madura itu kaya budaya, pada tahun 1982 dia membawa kesenian topeng dalang ke sejumlah negara Eropa. Ia sengaja membawa grup topeng dalang asli, bukan sekolahan. Pemainnya kalau siang bekerja sebagai pemanjat kelapa, pencari rumput, atau penyiram tembakau. Mereka antusias buka semata-mata dibawa ke Eropa, tapi lebih merasa bangga karena keseniannya diperkenalkan ke luar negeri.

Selain menggeluti bidang kebudayaan Madura, Edhi juga dikenal sebagai seorang photografer yang handal, terbukti hasil jepretannya kerap mendapat penghargaan, baik dalam kejuaraan maupun prestasi ketekunannya.

Penulis     : Lilik RI
Editor      : Syaf

Jurnalisme Warga

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.
lontarmadura babad madura