Madura Aktual, Sampang; Aktifis Mahasiswa Membangun Desa (MMD) mendatangi Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang, Madura, Jawa Timur, untuk memprotes maraknya penambangan pasir ilegal, akhirnya kecewa lantaran tidak ditemui Bupati, Senin (02/02/2015) kemarin
Para mahasiswa itu datang di Pemkab sejak pukul 08.30, dengan maksud menindaklanjuti permohonan audiensi melalaui surat 26 Januari lalu, namun Bupati tidak merespon positif hingga pihaknya datang lagi untuk menindaklanjutinya
Disebutkan pihaknya memprotes terkait maraknya penambangan pasir liar di pesisir Camplong dan di Ketapang, “selama ini pemerintah terkesan sengaja membiarkan. Buktinya, beberapa tahun terakhir tidak ada penertiban penambangan liar. Bahkan, peraturan daerah (perda) yang sudah diatur sejak setahun lalu tidak ditegakkan”, ujar anggota MMD Usman
Pihaknya kecewa dengan sikap pemkab, khususnya Bupati Sampang, sebab, tambah Usman, upaya penyampaian aspirasi tidak direspons baik. “Bupati KH A. Fannan Hasib tidak menemui kami saat didatangi ke kantornya”, jelasnya.
”Tentu kami sangat kecewa dengan sikap bupati. Seminggu kami tidak mendapatkan jawaban. Bahkan, hari ini kami datang ke kantornya juga tidak ditemui. Padahal apa yang kami lakukan demi kemajuan Sampang,” katanya.
Terkait penambangan pasir liar, dinilai akan merusak ekosistem laut. Ironisnya penambangan pasir dilakukan secara terbuka dan terang-terangan. Namun tidak pihak pemerintah tidak melakukan tindakan, dan bahkan cenderung dibiarkan begitu saja.
“Beberapa mobil truk keluar masuk areal pantai. Jelas itu akan merusak ekosistem di pantai”, kata Usman
Namun beberasa saat penantian mereka, sejumlah pejabat yaitu Kepala Satpol PP Sampang Hamdani, Kepala Bakesbangpol Rudi Setiyadi, Asisten II Syamsul Hidayat, dan sejumlah pejabat lainnnya menemui mereka
”Bukannya kami tidak merespons aspirasi dari mahasiswa. Tapi, surat audiensi baru kami terima hari ini, sehingga belum mempersiapkan sejumlah dinas teknis soal penambangan pasir liar,” ujar Syamsul Hidayat.(zam/elma)