Home » » Remaja Muslim: “Ada Apa Denganmu”

Remaja Muslim: “Ada Apa Denganmu”

Written By Madura Aktual on Rabu, 04 Februari 2015 | 17.14

oleh: Syaf Anton Wr

indah dan buruk
jorok dan suci
ada dikepalamu
          (KH. Mustafa Bisri)

Remaja sebagai kelompok generasi muda, sumber daya potensial, dan pemilik masa depan, perlu mengembangkan diri agar berkembang menjadi pribadi dewasa yang tangguh menghadapi kehidupan masa depan. Remaja yang secara alamiah sedang mengalami perubahan dramatis dalam berbagai aspek pribadinya, dibesarkan oleh lingkungan yang juga berubah cepat.

Globalisasi, yang kemudian kerap disebut sebagai era banjirnya informasi dari segenap penjuru dunia, membuat remaja terpapar pada beraneka norma dan nilai yang kerap saling bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut di lingkungan terdekatnya. Keaneragaman nilai yang kerap saling bertentangan itu, berlaku pada saat yang bersamaan, membuat remaja menjadi sulit menentukan nilai yang dapat diandalkan sebagai pegangan perilaku.

Dalam masyarakat yang sedang mengalami perubahan, kerap kali nilai lama sudah tidak lagi memiliki kekuatan mengarahkan perilaku, justru nilai baru yang belum terbentuk kerap menjadi pilihan, meski dalam jiwa gamang. Dalam situasi seperti itulah, pada akhirnya remaja terus mencari pencarian diri, meski harus mengorbankan norma-norma dan nilai-nilai yang sebenarnya menjadi modal untuk melangkah lebih jauh ke masa depan.

Pencarian Jati Diri
Hidup dalam lingkungan masyarakat transisional tampaknya merupakan tantangan dan persoalan tersendiri bagi remaja. Sebagai insan yang sedang berkembang menuju lapisan dewasa, remaja merupakan kelompok marginal; bukan anak kecil lagi, tapi belum dianggap dewasa pula. Perubahan yang terjadi pada segenap aspek pribadinya tersebut mendorong remaja untuk menemukan dan menunjukkan jati dirinya.

Jati diri yang mantap memungkinkan seseorang mampu dengan jelas menjawab pertanyaan, “siapa aku?”, “apa kemampuanku?”, dan atau “apa kelemahanku?”, dengan mempertegas pertanyaan tersebut, bahwa dalam situasi apapun dan kondisi bagaimanapun kebutuhan dan aspirasinya, sikap maupun falsafah hidupnya selalu menggelorakan semangat pencarian.

Demikian pula jati diri yang mantap akan mengarahkan perilaku remaja sehingga dapat tumbuh menjadi pribadi yang sehat, yang mampu menyesuaikan diri dan berfungsi sebaik-baiknya dalam masyarakatnya. Kegagalan menemukan jati diri membuat remaja kurang percaya diri, canggung mengambil sikap sosialnya, ragu bertindak dan mudah terpengaruh, terlalu bersibuk diri dengan penilaian orang lain, terlibat dalam tindak kerusakan dan kekerasan, bahkan tidak peduli lagi terhadap diri sendiri maupun lingkungannya.

Jadi diri dibangun berdasarkan pengenalan dan penilaian seseorang terhadap pendidikannya, pekerjaannya, pandangan religiusnya, pandangan hidupnya, pandangan sosial politiknya, serta pemahamannya tentang peran gender dan seksualitasnya. Jati diri semakin menjadi penting bagi remaja yang dibesarkan dalam lingkungan masyarakat tradisional mengingat perannya sebagai pengarah perilaku.

Dalam masyarakat yang sedang berubah cepat, remaja dibanjiri aneka informasi dari semua arah. Media massa yang gencar menggempur sampai ke celah-celah kehidupan, akan banyak menawarkan peluang, yang – mungkin juga – akan menjadi pegangan hidupnya.

Kemajuan teknologi yang makin mendesak dengan perangkat-perangkat yang canggih pula akan membedah kemungkinan-kemungkinan bagi remaja. Atau dengan kata lain, posisi remaja sama artinya dengan pisau bermata dua. Karena remaja akan dihadapkan dua dunia yang sering bertentangan, dunia diri dan dunia realitas perkembangan jaman.

Lalu, dalam kondisi demikian, tugas remaja untuk menemukan jati diri yang mantap akan menjadi lebih rumit serta penuh tantangan. (bersambung: Agama Sebagai Landasan Normatif
Jurnalisme Warga

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.
lontarmadura babad madura