Pada era kampanye pemilu, kita saksikan gambar-gambar partai tampil menjadi iklan yang lain di mana-mana, agar khalayak ramai mau mencoblos tanda gambar itu. Menjelang pemilihan presiden, wajah-wajah calon-calon presiden berdampingan dengan calon wakilnya diiklankan di mana-mana,termasuk di tembok-tembok di tepi jalan.
Semua gambar calon-calon itu tersenyum, seakan-akan menunjukkan keramahannya kepada rakyat pemilih. Di latar belakang tokoh itu terlihat bendera merah-putih, seakan-akan menjelaskan, kalau mereka terpilih nanti siap untuk melepaskan kepentingan partai untuk lebih mengutamakan kepentingan bangsa, negara dan tanah air.
Gambar-gambar capres-cawapres itu dipasang dan ditempelkan di mana-mana oleh para pendukungnya masing-masing dengan jumlah yang lebih banyak dari papan iklan. Itu boleh-boleh saja, karena barangkali memang sesuai dengan kepentingan. Iklan-iklan wajah para calon presiden dan calon wakil presiden itu memang indah pada era kampanye.
Cuma yang membuat saya sedih, setelah pemilihan presiden selesai, gambar tokoh-tokoh yang kita hormati tu sebagian masih belum dilepas. Sebagian ada yang warnanya sudah luntur oleh panas matahari, sebagian ada yang sobek dan lain-lain. Sebagian yang lain ada yang dicorat-coret oleh tangan-tangan usil, sehingga sangat mengganggu pandangan.
Karena pemilihan presiden sudah berakhir, sisa foto-foto dari tokoh-tokoh yang kita hormati itu sudah saatnya kita lepaskan karena momentumnya sudah tidak tepat lagi bertebaran di jalan-jalan. Kita ingin melihat kota-kota kembali bersih dan indah.
Kalau ada pemilihan presiden lagi, seyogyanya para pendukung dan para simpatisan tidak hanya siap untuk memasang wajah-wajah para calonnya masing-masing, tetapi juga siap menurunkan gambar-gambar beliau-beliau itu tepat pada waktunya, baik sang calon terpilih atau tidak. Menurunkan gambar-gambar tokoh yang dikampanyekan itu adalah bagian dari penghormatan kepada beliau-beliau.
(D. Zawawi Imron)
sebelumnya: Pasang Iklan Untuk Gagahan Sendidi