Home » » Akibat 6 Tersangka Dilepas, Mapolres Pamekasan Didemo Massa

Akibat 6 Tersangka Dilepas, Mapolres Pamekasan Didemo Massa

Written By Madura Aktual on Senin, 11 Mei 2015 | 05.06

Ibu-ibu saat berdemo, meratap didepan petugas
Madura Aktual, Pamekasan; Ratusan warga Desa Pamoroh, Kecamatan Kadur, Pamekasan, Madura, Jawa Timur, melakukan aksi demo di Mapolres setempat terkait kasus perkelahian massal yang terjadi beberapa bulan lalu, berakhir ricuh.

Massa datang dengan mengendarai enam unit mobil dan sekitar 40 sepeda motor, diawali berkumpul di area monumen Arek Lancor bersama aktivis mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat UIN Pamekasan. Selanjutnya massa bergerak berjalan kaki menuju Mapolres di Jalan Stadion, Pamekasan, Senin (11/05/2015)

Aksi tersebut mempertanyakan kinerja kepolisian dalam mengusut kasus perkelahian yang terjadi di Desa Pamoroh November 2014 lalu. Namun ditengarai pihak kepolisian tidak menangkap seluruh pelaku perkelahian.

Perkelahian yang melibatkan 12 orang itu, dipicu persoalan sengketa lahan dan  menewaskan dua orang, yaitu Marsuki dan Hannan, warga desa Pamoroh.  Tapi yang yang ditangkap pihak kepolisian hanya 4 orang, sementara 6 orang lainnya dibiarkan bebas.

Lukman Erfandi yang merupakan anak dari Marsuki korban tewas pada waktu terjadi perkelahian tersebut berharap pihak aparat hukum menahan semua pelaku  penyerangan yang berjumlah 10 orang, namun ia dan warga lainnya kecewa lantaran kepolisian hanya menangkap 4 orang.

 “Itulah alasan kami datang beramai-ramai ke Mapolres , karena kami tidak terima dengan rekayasa penetapan tersangka oleh oknum tim penyidik Polres,” ungkap Lukman

Pada saat demo, sempat terjadi benturan antara petugas dan massa, namun, kericuhan segera reda saat demonstran yang juga terdiri dari ibu-ibu mundur dari amukan polisi.

Kabar yang beredar di kalangan keluarga korban maupun warga, keenam orang tersebut  dilepas oleh oknum tim penyidik kala itu, karena diduga membayar sejumlah uang.

Namun Kasat Reskrim Polres Pamekasan, Bambang Wijaya membantah membantah tudingan itu, “kami terbiasa bekerja secara profesional,” tukasnya. (*)

Jurnalisme Warga

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.
lontarmadura babad madura