Home » » Pusing Soal Korupsi

Pusing Soal Korupsi

Written By Madura Aktual on Jumat, 12 September 2014 | 10.59

Memberantas korupsi adalah gagasan yang cemerlang dan terpuji. Tapi bagaimana memberantasnya, itulah persoalannya. Saya lalu teringat dongeng kakek-kakek zaman dulu tentang musyawarah tikus. Tapi ini bukan tikus-tikus yang koruptor. Ceritanya begini: pada suatu negeri, semua tikus pada gelisah karena ulah seekor kucing yang secara tiba-tiba sering melahap puluhan dan ratusan tikus. 

Tokoh-tokoh tikus lalu berkumpul untuk bermusyawarah atau berseminar, bagaimana cara untuk menyelamatkan diri dari serangan kucing yang ganas itu. Seminar itu tak sia-sia, mereka menghasilkan formula pemikiran yang brillian. Yaitu, kucing yang serakah itu harus segera di kalungi lonceng kecil ketika sedang tidur. Dengan berkalung lonceng kecil itu, kalau kucing datang para tikus akan mendengar tanda bahaya dari bunyi lonceng itu. 

Para tikus bisa cepat bersembunyi dengan selamat sehingga tak seekor tikus pun yang akan dimangsa kucing. Ide cemerlang itu diterima secara aklamasi diiringi tempik sorak ala tikus. Tetapi setelah ditanya, siapa yang sanggup mengalungkan lonceng ke leher kucing, semua tikus yang bukan koruptor itu terdiam. Tak ada yang sanggup.

Dongeng kakek diatas, seakan menyindir kita, betapa sulitnya mewujudkan ide cemerlang menjadi kenyataan. Termasuk mewujudkan tindakan, bagaimana menangkap dan mengadili tikus yang koruptor dengan cara yang seadil-adilnya. 

Kita perlu berpikir dan terus berpikir. Siapa tahu, benar ucapan Cak Nur (Nurcholis Madjid), tentang sebuah negeri yang korupsinya berjalan lancar tapi tak ada koruptornya. Bertolak dari ucapan Cak Nur di atas, ternyata menangkap dan mengadili koruptor jauh lebih sulit daripada memberantas tikus. | tutup  (D.Zawawi Imron)
Jurnalisme Warga

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.
lontarmadura babad madura