Muh. Rifa’i Hasyim, |
Madura Aktualk, Sumenep; Kepala Seski Pendidikan Madrasah (Penmas) Kementerian Agama (Kemenag) Sumenep, Madura, Jawa Timur, Muh. Rifa’i Hasyim, kepada Madura Aktual, menyatakan peserta Ujian Nasional (UN) tingkat Madrasah Aliyah (MA) se Kabupaten Sumenep akan diikuti 143 bolembaga pendidikan MA atau hampir 5000 siswa dari tiga sub rayon
UN dilaksanakan pada Senin (13/04/2015) depan ini merupakan UN pertama yang tidak menentukan kelulusan bagi pesertanya.
Namun demikian, menurut Hasyim, meski hasil UN tidak menjadi syarat mutlak kelulusan, namun akan tetap menjadi barometer tingkat kualitas siswa pada masing-masing lembaga pendidikan yang dikembangkan.
Untuk itu pihaknya menghimbau keseluruh jajaran Kepala Madrasah dan dewan guru untuk tetap meningkatkan kemampuan siswa dalam UN dengan baik.
“Meski tidak menjadi sarat mutlak kelulusan, nilai UN tetap akan menjadi nilai pertimbangan kualitas madrasah,”, ujarnya Kamis, (09/04/2015)
“Sebab nilai yang ditempuh benar-benar menjadikan referensi hasil belajar siswa, karena UN tidak menjadi kelulusan, malah justru menyelepelakan pelaksanaan UN,” kata Hasyim
Menurutnya satu sisi UN boleh disikapi dengan senang, namun sisi yang lain justru harus tertantang dalam segi kualitas pengajaran di madrasah. Karena dengan nilai itulah yang merepresentasikan dari proses selama tiga tahun dilaknakan
“Oleh karena itu tetap dijaga kuliatasnya, mungkin melalui bimbingan belajar dan lainnya. Yang penting bagaimana anak didik dipacu untuk semangat belajar. Dan bahkan lebih semangat lagi belajar”, jelasnya.
Karena kalau dibiarkan, tambah Hasyim, kemudian nilainya kurang baik, maka nanti akan bisa dijadikan pembanding madrasah mana yang baik dan madrasah mana yang tidak baik (syaf)
UN dilaksanakan pada Senin (13/04/2015) depan ini merupakan UN pertama yang tidak menentukan kelulusan bagi pesertanya.
Namun demikian, menurut Hasyim, meski hasil UN tidak menjadi syarat mutlak kelulusan, namun akan tetap menjadi barometer tingkat kualitas siswa pada masing-masing lembaga pendidikan yang dikembangkan.
Untuk itu pihaknya menghimbau keseluruh jajaran Kepala Madrasah dan dewan guru untuk tetap meningkatkan kemampuan siswa dalam UN dengan baik.
“Meski tidak menjadi sarat mutlak kelulusan, nilai UN tetap akan menjadi nilai pertimbangan kualitas madrasah,”, ujarnya Kamis, (09/04/2015)
“Sebab nilai yang ditempuh benar-benar menjadikan referensi hasil belajar siswa, karena UN tidak menjadi kelulusan, malah justru menyelepelakan pelaksanaan UN,” kata Hasyim
Menurutnya satu sisi UN boleh disikapi dengan senang, namun sisi yang lain justru harus tertantang dalam segi kualitas pengajaran di madrasah. Karena dengan nilai itulah yang merepresentasikan dari proses selama tiga tahun dilaknakan
“Oleh karena itu tetap dijaga kuliatasnya, mungkin melalui bimbingan belajar dan lainnya. Yang penting bagaimana anak didik dipacu untuk semangat belajar. Dan bahkan lebih semangat lagi belajar”, jelasnya.
Karena kalau dibiarkan, tambah Hasyim, kemudian nilainya kurang baik, maka nanti akan bisa dijadikan pembanding madrasah mana yang baik dan madrasah mana yang tidak baik (syaf)